Miranda Risang Ayu

Thursday, February 15, 2007

Tjimahi, jaloee.blogspot.com

Awalnya perkenalanku dengan Miranda Risang Ayu tidak seganja. Waktu itu dia suka ngisi tulisan di resonansi, kolom yang selalu hadir di koran republika halaman belakang. Sedangkan saya waktu itu berlangganan koran republika, dan sering baca kolom resonansi di halaman belakang.
Dari perkenalan tersebut, akhirnya saya mulai jatuh cinta pada gaya tulisannya, yang terkadang sangat tajam membuka cakrawala berpikir dan sangat kritis ,namun sering juga sangat lembut membelai perasaan kemanusian yang paling dalam.

Seiring waktu, demo mahasiswa pecah di mana-mana, terjungkalnya soeharto diiringi dengan kurs dollar yang naik tak terkendali, membuat saya harus efisien dalam hal keuangan (walah sok pengusaha), terutama memotong ongkos-ongkos hidup yang kurang menguntungkan, di antaranya, memutuskan untuk tidak berlangganan lagi koran dan majalah yangs sering menemaniku dalam kesibukan cari duit (hix..3x dasar kampret).
Saat itulah hubungan kami terputus.

Namun benar kata orang tua bilang, kalau jodoh tak kan lari kemana, kalau sudah takdir tak ada sesuatupun yang dapat menghalangi.- Kami pun bersua kembali, dan pertemuan yang kedua kali ini pun secara kebetulan belaka persis sama dengan perjumpaan yg pertama.
Dan untuk pertemuan yang ini, saya harus berterima-kasih kepada Teh Rien karena dari postingnya yang berjudul Being a Mother saya menemukan sebuah blog yang mengumpulkan tulisan-tulisan Miranda R.A.
Walaupun tak sehisteris Teh Rien…walaupun tak di undang gabung sama pengelola blonya…tapi saya merasa senang, karena menemukan intan di antara tumpukan-tumpukan………!

Pojok Kanayakan, itulah nama blognya, yang sekarang menjadi salah satu tempat nongkrong favorite saya, tentunya setelah seharian cape ber-blogwalking ria,- waktu pertama kali saya membuka blog itu, saya di kasih hadiah sebuah lagu yang syarat perenungan, judul lagunya sama dengan nama blognya, pojok kanayakan - dan yang saya kaget ternyata dia – Miranda Risang Ayu itu seorang mualaf lho.

Sekarang aku touring lagi ah..mudah-mudahan dapat blognya Neno Warisman, Emha atau Rendra.

Sebuah syair lagu yang saya ambil dari blog Pojok Kanayakan

Pojok Kanayakan


Pucuk bambu sentuh biru
Tak terbatas di dadaku
Percik air berkeriap
Melembabkan pojok-pojok hati

Terbangkanlah angin
Pucuk daun segar
Ke permukaan danau sunyi
Yang terlindungi dari segala prasangka

Ketulusan hati mengalirlah cepat
dan mewarnai segala hasrat
yang hampir saja memenjara
Langkahku

Miranda Risang Ayu

1 comments:

Anonymous said...

hiyaaaa...(histeris teu? heueheuu)
kemaren sy baru bisa menemukan cetakan terakhir salah satu bukunya MRA yang kata suaminya (pengelola blog) tidak akan dicetak lagi...alhamdulillah.

semoga silaturahim kita ttp terjaga ya:))

keep up the good work!